Belajar Ilmu Syar'i dan Ilmu duniawi bersama Abuzahra

Ilmu Akhirat dan Dunia Haruslah Seimbang


1 Komentar

I T T I B A ‘

Enam Perkara Yang Harus Diperhatikan Dalam ITTIBA’ (Ibadah Mengikuti Nabi)

ITTIBA’ tidak akan terwujud kecuali jika amalan sesuai dengan syariat di dalam 6 (enam) perkara, bila keluar dari contoh Nabi atau syari’at yang telah di tetapkan maka amalan tersebut adalah IBTIDA’ (telah melakukan BID’AH)

Ke 6 perkara tersebut yaitu:

1. Sebab.
Jika seseorang beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan satu ibadah yang disertai dengan sebab yang tidak syar’i maka ibadah ini tertolak kepada pelakunya.

Contohnya:
Menghidupkan malam ke 17 atau 27 bulan Ramadhan dengan shalat tahajjud setelah tarawih , dengan anggapan bahwa malam itu adalah malam Nuzulul Qur’an.
Maka shalat tahajjud pada asalnya adalah ibadah, namun ketika dikaitkan dengan sebab ini, maka menjadi bid’ah karena dibangun di atas sebab yang tidak ditetapkan secara syar’i.

2. Jenis.
Jika seseorang beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan suatu ibadah yang jenisnya tidak disyariatkan, maka ibadah itu tidak diterima.

Contohnya:
Menyembelih kuda sebagai hewan kurban. Karena hewan kurban hanya dari jenis binatang ternak onta, sapi dan kambing.

3. Ukuran / Bilangan.
Seandainya ada seseorang yang ingin menambah satu shalat sebagai shalat wajib atau menambah satu raka’at dalam shalat wajib, maka amalannya ini adalah bid’ah dan tertolak. Karena amalan (shalat) itu menyelisihi syari’at di dalam ukuran dan bilangannya.

4. Tatacara.
Jika seseorang membolak-balik wudhu dan shalat, maka wudhu dan shalatnya tidak akan sah. Karena amalannya menyelisihi syari’at di dalam kaifiyah (tatacara).

5. Waktu.
Seandainya seseorang menyembelih hewan kurban di bulan Rajab atau puasa Ramadhan di bulan syawwal atau wukuf di Arafah pada tanggal sembilan Dzulqa’idah, maka itu semua tidak akan sah karena menyelisihi syari’at di dalam waktu.

6. Tempat.
Jika seseorang melakukan i’tikaf di rumahnya, tidak di masjid atau dia wukuf pada tanggal sembilan Dzulhijjah di Muzdalifah, maka hal itu tidak sah karena menyelisihi syari’at di dalam tempat.

[Lihat Al-Ibda’ fii Bayaani Kamaalisy Syar’i wa Khatharil Ibtida’ karya Syaikh Ibnu Utsaimin halaman 21, 22]

Disadur oleh:

Alfaqir ilaa Maghfirati Rabbihi

sumber: http://abujariralandunisiy.blogspot.com/2010/11/enam-perkara-yang-harus-diperhatikan.html#more


Tinggalkan komentar

Said Aqil Siradj

Apakah NU Pimpinan Said Aqil Masih Dalam Barisan Islam?

~ Pasalnya, PBNU pimpinan Said Aqil Siradj dinilai oleh Ustadz Irfan telah menjadi motor untuk membiarkan kampanye aliran sesat oleh organisasi turunannya.
~ “Karena telah mempelopori aliran sesat dan membiarkan underbouw LKiS, PMII, Banser, dan Ansor mempropagandakan penghujat Irshad Manji,” ungkapnya.
~ “Apakah NU pimpinan Aqil masih dalam barisan Islam? dipertanggungjawabkan dalam debat terbuka,” tandas Ustadz Irfan.

YOGYAKARTA – Rangkaian dari peristiwa pembubaran diskusi feminis lesbi penghina nabi Irshad Manji tidak berhenti pada pelaporan terhadap Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) oleh beberapa ormas DIY, di antaranya GP Ansor dan Banser NU kepada Polda DIY. Akan tetapi berlanjut dengan diadakannya aksi unjukrasa penolakan terhadap MMI di Yogyakarta, Jum’at (11/5/2012).

Dalam aksi unjukrasa tersebut komponen dari organisasi NU melibatkan diri untuk menolak MMI.

Menyikapi hal tersebut pimpinan MMI pusat menyatakan siap menantang untuk beradu argumen dengan PBNU.

“MMI akan melayangkan surat tantangan debat terbuka kepada PBNU pimpinan Said Aqil Siraj,” kata ketua Lajnah tanfiziyah Majelis Mujahidin, Ustadz Irfan S. Awwas kepada arrahmah.com, Jakarta, Jum’at (11/5).

Tantangan tersebut diajukan MMI, pasalnya PBNU pimpinan Said Aqil dinilai oleh Ustadz Irfan telah menjadi motor untuk membiarkan kampanye aliran sesat oleh organisasi turunannya.

“Karena telah mempelopori aliran sesat dan membiarkan organisasi underbouw LKiS, PMII, Banser, dan Ansor mempropagandakan penghujat Islam Irshad Manji,” ungkapnya.

Sehingga debat tersebut menurutnya, menjadi penting untuk membuktikan PBNU pimpinan Said Aqil memang membela Islam atau tidak.

“Apakah NU pimpinan Aqil masih dalam barisan Islam? Harus dipertanggungjawabkan dalam debat terbuka,” tandas Ustadz Irfan.

Sebagaimana diberitakan, ratusan masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Yogyakarta Antikekerasan (Gerayak) menyerukan penolakan terhadap organisasi MMI, yang dinilai telah melakukan kekerasan terhadap diskusi penghina nabi Irshad Manji. Dalam aksi tersebut organisasiunderbouw NU ikut serta PMII dan pengurus NU setempat. (bilal/arrahmah.com) Jum’at, 11 Mei 2012 22:16:29

http://nahimunkar.com/15378/apakah-nu-pimpinan-aqil-masih-dalam-barisan-islam/